Halaman

Rabu, 20 Oktober 2010

Menulis Kehidupan Sehari-hari Jakarta : Memikirkan kembali sejarah sosial Indonesia


           Sedikit sekali hal – hal yang membahas sejarah Jakarta, walaupun ada beberapa sejarah Jayakarta dan VOC yang berdiri di jakarta. Tetapi tidak ada satupun sumber tertulis (primer) yang ditulis pada saat itu, walaupun pemerintah kota Batavia saat itu sering turun kedaerah – daerah kota Jakarta namun, sepertinya tidak pernah mencatatkan atau memang sengaja disembunyikan. Walaupun sumber – sumber yang dianggap tidak objektif sekalipun banyak dijumpai, seperti puisi – puisi yang menceritakan kondisi sosial Jakarta, foto – foto, ataupun lukisan – lukisan tempo dulu yang menggambarkan kondisi sosial Jakarta saat itu. Ironisanya, di luar karya sastra seperti puisi, gambaran tentang masa lalu kehidupan sehari – hari masyarakat dan orang kebanyakan kota Jakarta lebih mudah ditemukan dalam kajian ilmiah yang dilakukan oleh para antropolog Indonesia atau ahli bahasa.
            Para peneliti sejarah menganggap data – data tersebut merupakan imajinatif ataupun subjektif. Namun jika dilihat lebih seksama data – data tersebut menunjukan kondisi sosial rakyat Jakarta yang saat itu tidak terekam oleh tulisan.
            Dalam foto tahun 1870-an menunjukan kondisi sosial Jakarta yang menunjukan penduduk yang tinggal tidak jauh dari benteng kota sekitar daerah Glodok misalnya, sehari – hari menggunakan kanal yang ada di sekitarnya atau Kali Krukut untuk mencuci pakaian, mandi, dan sekaligus sebagai jamban. Dan tidak mungkin juga untuk minum dan memasak air. Lukisan yang lebih awal tahun  1806 dan 1811 bahkan memperlihatkan lebih jelas lagi kegiatan sehari – hari penduduk di dalam dan disepanjang kanal di tempat yang sama tanpa membedakan etnisitas dan kelas sosial. Disana tidak hanya orang – orang pribumi, melainkan orang – orang Cina, Arab, ataupun Eropa (indis) yang melakukan hal yang sama.
            Kanal dan sungai sebagai benar- benar merupakan salah satu urat nadi kehidupan sehari – hari penduduk kota Jakarta pada waktu itu, sehingga merasa mereka tidak perlu memiliki sumur, kamar mandi, dan jamban sendiri di rumah masing – masing.
            Sejarah Sosial Indonesia merupakan sejarah yang pertama kali diluncurkan di Indonesia oleh seorang sejarawan Sartono Kartodirdjo. Beliau membuat tesis doktor yang berjudul Pemberontakan Petani Banten. Beliau memperkenalkan sebuah sejarah sosial yang masih baru di kalangan sejarah Indonesia yang pada saat itu penulisan sejarah masih memiliki filosofi pemikiran Indonesiasentris. Pemikiran beliau telah mengubah emikiran sejarawan dengan menyatakan bahwa sejarah Indonesia saat itu masih terlalu membanggakan Indonesia dengan nasionalismenya. Sehingga penulisan sejarah Indonesia saat itu masih sangat subjektif.
Menurut saya yang pertama yang ingin saya tanggapi adalah anggapan sumber – sumber yang seperti foto, lukisan, ataupun karya sastra merupakan sumber yang amat penting bagi penulisan sejarah walaupun hal tersebut tidak benar menurut teori sejarah yang masih dianggap saat ini masih benar.
Yang kedua masalah sejarah sosial Indonesia. Pada saat pasca kemerdekaan tema sejarah yang diusung adalah sejarah indonesiasentris yang isinya lebih menekankan nasionalisme. Hal itu disebabkan karena tekanan politik penguasa orde baru salah satunya.Adapun hal yang paling mendasar adalah disebabkan oleh kerancuan dan keterbatasan baik secara epistemologis maupun metodolgis. Jadi amat pentingnya sejarah sosial saat ini untuk mengembangkan sejarah yang saat ini dilupakan oleh para sejarawan maupun orang – orang umum. Sehingga dalam penulisan sejarah dari lokal ke arah nasional bisa lebih objektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar